Mereka berhasil mengidentifikasi dua jenis konflik yang lazim terjadi antar saudara. “Area konflik pertama yang kami temukan meliputi persoalan ruang pribadi, fisik dan emosi, seperti meminjam barang tanpa ijindan mengganggu saat saudara lebih tua kedatangan kawan,” ungkap Campione-Barr.
Konflik tersebut menimbulkan tingkat rasa saling percaya dan komunikasi yang rendah. Area konflik kedua, lanjutnya, meliputi soal kesetaraan dan keadilan, seperti saling berbagi tanggungjaawab. “Namun, konflik-konflik ini tidak berdampak terhadap kualitas hubungan.”
Temuan-temuan tersebut dapat membantu orang tua, psikolog, dan mereka yang berhubungan langsung dengan remaja untuk memahami dampak konflik antarsaudara
(Media Indonesia, April 2010)
No comments:
Post a Comment